SAP Business One dan juga IReap POS ialah 2 aplikasi yang diterapkan di area yang berbeda, di mana SAP Business One dimaksudkan membuat back- end user serta IReap POS membuat front- end user. Keduanya silih berkaitan, data- data yang dimasukkan melalui IReap POS hendak dikirimkan ke SAP Business One bikin diolah lagi. Tidak hanya itu, terkandung pula data- knowledge yang diinput berasal dari SAP Business One hendak dikirimkan ke IReap POS bikin keperluan operasional.
Tidak seluruh informasi yang dimasukkan melalui IReap POS dikirimkan ke SAP Business One. Begitu pula kebalikannya, tidak seluruh informasi yang dimasukkan lewat SAP Business One hendak dikirimkan ke IReap POS. Secara garis besar, integrasi antara IReap POS bersama dengan SAP Business One mampu dicermati pada foto di bawah ini.
Informasi yang dikirim dari SAP Business One ke SAP Business One memakai format XML, begitu pula bersama dengan informasi yang dikirimkan berasal dari IReap POS ke IReap POS. Kedua aplikasi selanjutnya bersama dengan menciptakan file XML, tetapi format susunan informasi yang dihasilkan pastinya berbeda. Buat membandingkan format/ template struktur Info antara kedua aplikasi berikut diperlukan proses transformasi. Secara rinci, tersedia 6 proses utama dalam integrasi antara IReap POS bersama SAP Business One. Keenam sistem tersebut merupakan selaku berikut:
1. Export berasal dari POS Server
2. Tranformasi berasal dari dokumen IReap POS ke dokumen SAP Business One
3. Inbound ke SAP Business One
4. Outbound dari SAP Business One
5. Transformasi berasal dari dokumen SAP Business One ke dokumen IReap POS
6. Import ke POS Server
Pada kala terjalin sistem import– export serta inbound– outbound, tetap banyak proses perinci yang dikerjakan bertepatan. Buat lebih detailnya dapat dilihat terhadap foto dibawah ini.
Test Tracking Spreadsheet
Buat mempermudah pengelolaan terhadap penerapan pengujian mampu digunakan suatu perlengkapan yang dinamakan selaku test tracking spreadsheet. Dengan penggunaan test tracking spreadsheet, hendak membolehkan tester membuat melacak tiap standing dari test case, mengenali konfigurasi yang digunakan dan juga mengenali siapa yang udah laksanakan pengujian pada sesuatu test case.( Black, 2009: 200)
Kolom awal berasal dari test tracking spreadsheet tersebut memuat namatest suite/ test case dari sesuatu pengujian. Kolom state melukiskan status berasal dari masing- masing test case. Bila kolom state ini kosong, sampai mengindikasikan terkecuali test case berikut masih didalam antrian membuat dicoba pengujian. Bila kolom ini berisi pass, sampai bermakna kecuali pengujian bikin test case berikut tidak menciptakan bug. Bila memuat fail, sampai bermakna terkandung bug yang ditemui berasal dari pengujian test case selanjutnya baik satu ataupun lebih.
Kolom system config berisi penjelasan identifikasi bikin mengenali konfigurasi proses yang digunakan oleh masing- masing test case. Kolom bug id memuat bukti diri dari bug yang ditemui dari hasil pengujian test case. Kolom ini yang nantinya hendak mempermudah test team bikin melacak bug berikut serta mereferensikannya terhadap bug report yang terbuat dalam bug tracking database.
Kolom by memuat nama samaran dari tester yang udah melaksanakan pengujian pada test case. Kolom comment memuat pendapat dari tester ataupun data bonus menimpa standing berasal dari masing- masing test case. Kolom roll up memuat ringkasan dari data menimpa status berasal dari masing- masing test case. Kolom ini dibagi jadi 3 kolom, ialah:
a) Kolom T berisi nilai 1 andaikan ialah test case.
b) Kolom F memuat nilai 1 jika status berasal dari test case merupakan fail.
c) Kolom P memuat nilai 1 seandainya status dari test case merupakan pass.
Bug Report
Mengacu pada komentar Black( 2009: 146), bug report merupakan dokumen tehnis yang digunakan buat mendeskripsikan berbagai indikasi maupun kegagalan yang terkait bersama dengan sesuatu bug tertentu secara khusus. Sesuatu dokumen bug report yang dirancang dengan baik bisa membagikan data yang pas untuk regu manajemen proyek menimpa bug tersebut agar mampu mengambil alih ketetapan yang pas( misalnya, apakah bug berikut perlu lekas diperbaiki ataupun tidak). Tidak cuma itu, bug report pula sanggup digunakan oleh para programmer ataupun pengembang buat mengenali data rinci menimpa sesuatu bug agar mempermudah penyelesaian bug tersebut.
Field Bug ID memuat pengidentifikasi berasal dari sesuatu bug yang mampu dijadikan rujukan berasal dari sesuatu test tracking spreadsheet. Field Project Name berisi knowledge menimpa nama proyek di mana bug berikut ditemui. Field Tester memuat knowledge menimpa namatester yang menciptakan bug tersebut. Field Date Opened berisi data menimpa bertepatan pada bug tersebut dimasukkan ke didalam bug tracking database.
Field Quality Risk Category: Perinci memuat knowledge menimpa style rinci dari quality risk yang didetetapkan secara spesifik bersumber pada bug tersebut. Field Subsystem berisi information menimpa subsystem di mana bug berikut ditemui. Field Configuration memuat information menimpa konfigurasi yang digunakan saat melaksanakan pengujian.
Field Severity serta Priority diisi dengan skala yang serupa bersama dengan yang udah dipaparkan pada bagian failure fashion and effects analysis. Field RPN terhadap bug report didapat berasal dari perkalian antara evaluasi severity dan juga priority. Dengan demikian, range dari RPN merupakan berkisar pada 1– 25, di mana nilai 1 mengindikasikan jika bug selanjutnya sangat berbahaya serta nilai 25 mengindikasikan kecuali bug berikut hanya perihal sepele yang dapat diabaikan.
Field summary berisi penjelasan pendek menimpa bug. Field steps to reproduce menyediakan sesuatu uraian yang pas serta paham berkenaan gimana menciptakan lagi bug tersebut. Field isolation memuat information buat menyakinkan pengembang/ programmer jika bug yang ditemui selanjutnya merupakan betul- betul bug. Perihal ini dapat bersama dengan mengatakan tanda- sinyal munculnya bug berikut dan juga mampu pula bersama dengan menarangkan akibat dan pemicu dari munculnya bug tersebut.
Field log berisi information rinci menimpa siklus hidup dari sesuatu bug mulai berasal dari dini selagi bug tersebut di- entry ke didalam bug tracking database. Ada pula cerminan siklus hidup dari bug report dapat dilihat pada foto dibawah ini.
State simak melukiskan status bug di mana bug udah di- input ke didalam bug tracking database dan juga menunggu membuat di- review oleh reviewer kala sebelum bug tersebut diberitakan kepada segala regu proyek pengembangan. State rejected menggambarkan status dimana bug berikut tidak diterima oleh reviewer dikarenakan harus riset ataupun data lebih lanjut menimpa bug tersebut. State open melukiskan status di mana bug tersebut telah di- lihat serta dianggap relevan dengan data rinci menimpa bug tersebut serta di informasikan keberadaannya kepada segala regu proyek pengembangan.
State assigned melukiskan status dimana bug berikut ditugaskan kepada pengembang membuat melacak knowledge lanjut menimpa bug selanjutnya dan menyelesaikannya. State test menggambarkan standing dimana bug selanjutnya udah berakhir diperbaiki oleh pengembang dan mesti diuji bikin membenarkan terkecuali bug berikut betul- betul sudah diperbaiki.
State reopened menggambarkan status dimana bug dibuka lagi buat diperbaiki lagi oleh pengembang.
State closed menggambarkan status dimana bug telah berakhir diperbaiki serta telah dilakukan konfirmasi kebenarannya lewat pengujian. State deferred dapat digunakan oleh anggota regu proyek bikin menunda revisi bug selanjutnya seandainya mereka perhitungkan kalau bug berikut membawa prioritas yang rendah.
State cancelled sanggup digunakan oleh anggota regu proyek bikin membatalkan revisi pada bug tersebut gara-gara dinilai udah tidak relevan lagi. Field Pemilik terhadap bug report menampilkan nama orang yang bertanggung jawab pada bug tersebut. Dengan adanya field ini diinginkan manajer proyek sanggup dengan lebih enteng melacak ataupun mencari data yang lebih rinci kembali menimpa bug tersebut.
Field Estimated Fixed berisi information menimpa ditaksir bertepatan pada bug selanjutnya berakhir diperbaiki. Field Root Cause berisi information menimpa pangkal pemicu berasal dari terjadinya bug tersebut. Bagi Black root cause berasal dari suatu hal bug secara universal sanggup berbentuk:
a) Functional
Dari segi functional, pangkal pemicu dari sesuatu bug bisa berwujud spesifikasi yang salah, ataupun spesifikasinya benar namun implementasinya salah, ataupun proses berperan bersama dengan benar tapi hasil pengujian berikan mengerti error yang salah.
b) System
Dari segi system, pangkal pemicu dari sesuatu bug sanggup berupa gagalnya komunikasi proses internal, gagalnya hardware, gagalnya operating system, aplikasi architecture yang terbuat salah, ataupun anggapan perancangan telah benar tetapi pemikiran ketika pelaksanaannya salah.
c) Process
Dari segi process, pangkal pemicu dari suatu hal bug dapat berwujud salahnya operasional aritmatika yang diterapkan, proses inisialisasi yang salah, control ataupun sequence yang salah, maupun error didalam pemrosesan.
d) Data
Dari sisi informasi, pangkal pemicu dari suatu hal bug mampu berwujud type informasi yang digunakan salah, struktur informasi yang keliru ataupun pemicu yang lain yang berhubungan bersama informasi.
e) Code
Dari sisi code, pangkal pemicu berasal dari sesuatu bug sanggup bersifat salah pengetikan pada code.
f) Documentation
Dari segi documentation, pangkal pemicu berasal dari sesuatu bug dapat bersifat salahnya dokumentasi pada sistem.
gram) Standards
Dari segi standards, pangkal pemicu dari suatu hal bug sanggup berwujud tidak terpenuhnya standar yang selayaknya terhadap proses tersebut.
h) Other
Root cause dari bug dikategorikan ke di dalam other kalau pangkal pemicu dari bug telah dikenal tapi tidak sesuai bersama tipe yang terdapat.
i) Duplicate
Root cause yang ini digunakan andaikata tersedia 2 maupun lebih bug report yang mengartikan bug yang sama.
j) NAP
Dikategorikan selaku NAP( Not a Problem) sekiranya bug yang dilaporkan berikut cuma dikarenakan gambaran yang keliru oleh tester.
k) Bad Unit
Root cause ini digunakan seumpama bug berikut berhubungan kata kegagalan hardware yang tidak diprediksi.
l) RCN
RCN( Root Cause Needed) digunakan kalau standing dari bug selanjutnya telah closed tapi tidak terkandung yang mengenali pangkal pemicu dari terbentuknya bug tersebut.
meter) Unknown
Root cause unknown digunakan apabila tidak terkandung orang yang mengetahui apa yang terjalin atas bug tersebut.
Field Phase Injected mendeskripsikan fase dimana bug selanjutnya dikenalkan, biasanya terhadap fase dini waktu sebelum akan fase dimana bug tersebut teridentifikasi.
Field Phase Detected mendefinisikan fase dimana bug selanjutnya teridentifikasi.
Field Phase Removed mendefinisikan fase dimana bug tersebut sukses diperbaiki.
Field Close Date menarangkan bertepatan pada di mana standing dari bug tersebut jadi closed.
Field Resolution mengartikan gimana bug berikut diperbaiki.
Dari semua bug report yang sudah dimasukkan ke didalam bug tracking database sampai dapat dibuat.
0 Komentar